kedai aku

Thursday, November 29, 2012

RINGKASAN PEPERANGAN RASULULLAH


Perang Badar (17 Ramadan 2 H)

Perang Badar terjadi di Lembah Badar, 125 km selatan Madinah. Perang Badar merupakan puncak pertikaian antara kaum muslim Madinah dan musyrikin Quraisy Mekah. Peperangan ini disebabkan oleh tindakan pengusiran dan perampasan harta kaum muslim yang dilakukan oleh musyrikin Quraisy. Selanjutnya kaum Quraisy terus menerus berupaya menghancurkan kaum muslim agar perniagaan dan sesembahan mereka terjamin. Dalam peperangan ini kaum muslim memenangkan pertempuran dengan gemilang. Tiga tokoh Quraisy yang terlibat dalam Perang Badar adalah Utbah bin Rabi’ah, al-Walid dan Syaibah. Ketiganya tewas di tangan tokoh muslim seperti Ali bin Abi Thalib. Ubaidah bin Haris dan Hamzah bin Abdul Muthalib. adapun di pihak muslim Ubaidah bin Haris meninggal karena terluka.


Perang Uhud (Syakban 3 H)

Perang Uhud terjadi di Bukit Uhud. Perang Uhud dilatarbelakangi kekalahan kaum Quraisy pada Perang Badar sehingga timbul keinginan untuk membalas dendam kepada kaum muslim. Pasukan Quraisy yang dipimpin Khalid bin Walid mendapat bantuan dari kabilah Saqib, Tihamah, dan Kinanah. Nabi Muhammad SAW segera mengadakan musyawarah untuk mencari strategi perang yang tepat dalam menghadapi musuh. Kaum Quraisy akan disongsong di luar Madinah. Akan tetapi, Abdullah bin Ubay membelot dan membawa 300 orang Yahudi kembali pulang. Dengan membawa 700 orang yang tersisa, Nabi SAW melanjutkan perjalanan sampai ke Bukit Uhud. Perang Uhud dimulai dengan perang tanding yang dimenangkan tentara Islam tetapi kemenangan tersebut digagalkan oleh godaan harta, yakni prajurit Islam sibut memungut harta rampasan. Pasukan Khalid bin Walid memanfaatkan keadaan ini dan menyerang balik tentara Islam. Tentara Islam menjadi terjepit dan porak-poranda, sedangkan Nabi SAW sendiri terkena serangan musuh. Pasukan Quraisy kemudian mengakhiri pertempuran setelah mengira Nabi SAW terbunuh. Dalam perang ini, Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Nabi SAW) meninggal terbunuh.


Perang Khandaq (Syawal 5 H)

Lokasi Perang Khandaq adalah di sekitar kota Madinah bagian utara. Perang ini juga dikenal sebagai Perang Ahzab (Perang Gabungan). Perang Khandaq melibatkan kabilah Arab dan Yahudi yang tidak senang kepada Nabi Muhammad SAW. Mereka bekerjasama melawan Nabi SAW. Di samping itu, orang Yahudi juga mencari dukungan kabilah Gatafan yang terdiri dari Qais Ailan, Bani Fazara, Asyja’, Bani Sulaim, Bani Sa’ad dan Ka’ab bin Asad. Usaha pemimpin Yahudi, Huyay bin Akhtab, membuahkan hasil. Pasukannya berangkat ke Madinah untuk menyerang kaum muslim. Berita penyerangan itu didengar oleh Nabi Muhammad SAW. Kaum muslim segera menyiapkan strategi perang yang tepat untuk menghasapo pasukan musuh. Salman al-Farisi, sahabat Nabi SAW yang mempunyai banyak pengalaman tentang seluk beluk perang, mengusulkan untuk membangun sistem pertahanan parit (Khandaq). Ia menyarankan agar menggali parit di perbatasan kota Madinah, dengan demikian gerakan pasukman musuh akan terhambat oleh parit tersebut. Usaha ini ternyata berhasil menghambat pasukan musuh.

Perang Khaibar (7 H)

Lokasi perang ini adalah di daerah Khaibar. Perang Khaibar merupakan perang untuk menaklukkan Yahudi. Masyarakat Yahudi Khaibar paling sering mengancam pihak Madinah melalui persekutuan Quraisy atau Gatafan. Pasukan muslimin yang dipimpin Nabi Muhammad SAW menyerang benteng pertahanan Yahudi di Khaibar. Pasukan muslim mengepung dan memutuskan aliran air ke benteng Yahudi. Taktik itu ternyata berhasil dan akhirnya pasukan muslim memenangkan pertempuran serta menguasai daerah Khaibar. Pihak Yahudi meminta Nabi SAW untuk tidak mengusir mereka dari Khaibar. Sebagai imbalannya, mereka berjanji tidak lagi memusuhi Madinah dan menyerahkan hasil panen kepada kaum muslim.

Perang Mu’tah (8 H)

Perang ini terjadi karena Haris al-Ghassani raja Hirah, menolak penyampaian wahyu dan ajakan masuk Islam yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Penolakan ini disampaikan dengan cara membunuh utusan Nabi SAW. Nabi SAW kemudian mengirimkan pasukan perang di bawah pimpinan Zaid bin Harisah. Perang ini dinamakan Perang Mu’tah karena terjadi di desa Mu’tah, bagian utara Semenanjung Arabia. Pihak pasukan muslim mendapat kesulitan menghadapi pasukan al-Ghassani yang dibantu pasukan Kekaisaran Romawi. Beberapa sahabat gugur dalam pertempuran tersebut, antara lain Zaid bin Harisah sendiri. Akhirnya Khalid bin Walid mengambil alih komando dan menarik pasukan muslim kembali ke Madinah. Kemampuan Khalin bin Walid menarik pasukan muslimin dari kepungan musuh membuat kagum masyarakat wilayah tersebut. Banyak kabilah Nejd, Sulaim, Asyja’, Gatafan, Abs, Zubyan dan Fazara masuk Islam karena melihat keberhasilan dakwah Islam.


Penaklukan Kota Mekah/Fath al-Makkah (8 H)

Fath al-Makkah terjadi di sekitar kota Mekah. Latar belakang peristiwa ini adalah adanya anggapan kaum Quraisy bahwa kekuatan kaum muslim telah hancur akibat kalah perang di Mu’tah. Kaum Quraisy beranggapan Perjanjian Hudaibiyah (6 H) tidak penting lagi, maka mereka mengingkarinya dan menyerang Bani Khuza’ah yang berada dibawa perlindungan kaum muslim. Nabi Muhammad SAW segera memerintahkan pasukan muslimin untuk menghukum kaum Quraisy. Pasukan muslimin tidak mendapat perlawanan yang berarti, kecuali dari kaum Quraisy yang dipimpin Ikrimah dan Safwan. Berhala di kota Mekah dihancurkan dan akhirnya banyak kaum Quraisy masuk Islam.

Perang Hunain ( 8 Safar 8 H)

Perang Hunain berlangsung antara kaum muslim melawan kaum Quraisy yang terdiri dari Bani Hawazin, Bani Saqif, Bani Nasr dan Bani Jusyam. Perang ini terjadi di Lembah Hunain, sekitar 70 km dari Mekah. Perang Hunain merupakan balas dendam kaum Quraisy karena peristiwa Fath al-Makkah. Pada awalnya pasukan musuh berhasil mengacaubalaukan pasukan Islam sehingga banyak pasukan Islam yang gugur. Nabi SAW kemudian menyemangati pasukannya dan memimpin langsung peperangan. Pasukan muslim akhirnya dapat memenangkan pertempuran tersebut.


Perang Ta’if (8 H)

Pasukan muslim mengejar sisa pasukan Quraisy, yang melarikan diri dari Hunain, sampai di kota Ta’if. Pasukan Quraisy bersembunyi dalam benteng kota yang kokoh sehingga pasukan muslimin tidak dapat menembus benteng. Nabi Muhammad SAW mengubah taktik perangnya dengan memblokade seluruh wilayah Ta’if. Pasukan muslimin kemudian membakar ladang anggur yang merupakan sumber daya alam utama penduduk Ta’if. Penduduk Ta’if pada akhirnya menyerah dan menyatakan bergabung dengan pasukan Islam.

Perang Tabuk (9 H)

Lokasi perang ini adalah kota Tabuk, perbatasan antara Semenanjung Arabia dan Syam (Suriah). Adanya peristiwa penaklukan kota Mekah membuat seluruh Semenanjung Arabia berada di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. Melihat kenyataan itu, Heraklius, penguasa Romawi Timur, menyusun pasukan besar untuk menyerang kaum muslim. Pasukan muslimin kemudian menyiapkan diri dengan menghimpun kekuatan yang besar karena pada masa itu banyak pahlawan Islam yang menyediakan diri untuk berperang bersama Nabi SAW. Pasukan Romawi mundur menarik diri setelah melihat besarnya jumlah pasukan Islam. Nabi SAW tidak melakukan pengejaran tetapi berkemah di Tabuk. Di sini Nabi SAW membuat perjanjian dengan penduduk setempat sehingga daerah perbatasan tersebut dapat dirangkul dalam barisan Islam.

Perang Widan (12 Rabiulawal 2 H)

Perang ini terjadi di Widan, sebuah desa antara Mekah dan Madinah. Rasulullah SAW memimpin pasukan muslimin menghadang kafilah Quraisy. Pertempuran fisik tidak terjadi karena kafilah Quraisy lewat di daerah tersebut. Rasulullah SAW selanjutnya mengadakan perjanjian kerjasama dengan Bani Damrah yang tinggal di rute perdagangan kafilah Quraisy di Widan. Kesepakatan tersebut berisi kesanggupan Bani Damrah untuk membantu kaum muslim apabila dibutuhkan.

Sariyah Hamzah bin Abdul Muthalib (Ramadhan 1 H)

Perang ini merupakan sariyah pertama yang terjadi dalam sejarah Islam. Sariyah ini berlangsung di dataran rendah al-Bahr, tidak jauh dari kota Madinah. Perang ini melibatkan 30 orang muslimin dan 300 orang Quraisy. Pasukan muslimin dipimpin Hamzah bin Abdul Muthalib, sedangkan pasukan Quraisy dipimpin Abu Jahal bin Hisyam. Perang ini tidak menimbulkan korban karena segera dilerai Majdi bin Amr.


Sariyah Ubaidah bin Haris (Syawal 1 H)

Sariyah ini berlangsung di al-Abwa’, desa antara Mekah dan Madinah. Kaum muslim berjumlah 80 orang, sedangkan kaum Quraisy berjumlah sekiyat 200 orang. Kaum muslim (semuanya Muhajirin) dipimpin Ubaidah bin Haris, sedangkan kaum Quraisy dipimpin Abu Sa’ad bin Abi Waqqas sempat melepaskan anak panahnya. Peristiwa tersebut menandai lepasnya anak panah pertama dalam sejarah perang Islam.


Sariyah Abdullah bin Jahsy (Rajab 2 H)


Perang ini dipimpin Abdullah bin Jahsy, sedangkan kaum Quraisy dipimpin Amr bin Hazrami. Perang ini terjadi di Nakhlah, antara Ta’if dan Mekah. Kaum muslim berhasil membunuh Amr bin Hazrami dan menahan dua orang Quraisy sebagai tawanan perang. Kaum muslim juga memperoleh harta rampasan perang dan membawanya ke hadapan Nabi Muhammad SAW. Nabi SAW menyatakan bahwa beliau tidak pernah menyuruh mereka berperang karena pada bulan Rajab diharamkan untuk membunuh atau melakukan peperangan. Peristiwa tersebut kemudian digunakan oleh kaum Quraist untuk memfitnah dengan mengatakan kaum muslim melanggar bulan suci. Pada saat itu turun firman Allah SWT surah al-Baqarah (2) ayat 217 yang menjelaskan tentang ketentuan berperang pada bulan Haram (bulan Rajab)


Sariyah Qirdah (Jumadilakhir 3 H)


Sariyah Qirdah berlangsung di sumur Qirdah, suatu tempat di Nejd (Arab Saudi). Kaum muslim berjumlah 100 orang penunggang kuda, dipimpin oleh Zaid bin Harisah. Sariyah Qirdah bertujuan untuk menghadang kafilah Quraisy dari Mekah. Perang ini berhasil dimenangkan kaum muslim dengan menyita harta kaum Quraisy. Harta tersebut kemudian dijadikan ganimah (harta rampasan perang), yang merupakan ganimah pertama dalam sejarah perang Islam. Sebagian orang musyrik yang tidak melarikan diri selanjutnya dibawa ke Madinah dan akhirnya menyatakan diri masuk Islam.


Sariyah Bani Asad (4 H)


Sariyah ini berlangsung di Gunung Bani Asad, di sebelah timur Madinah. Nabi Muhammad SAW memerintahkan kaum muslim untuk menghadang Bani Asad yang berencana untuk menyerang Madinah. Nabi SAW menganjurkan agar pasukan muslim berjalan pada malam hari dengan menempuh jalan yang tidak biasa dilalui orang. Pasukan muslim yang dipimpin Abu Salam al-Makhzum dan terdiri dari 150 orang berhasil menyergap musuh. Mereka juga mendapatkan ganimah (harta rampasan perang) dari pihak Bani Asad.


Sariyah Raji (Safar 4 H)


Sariyah ini berlangsung di Raji’, yakni suatu daerah yang terletak di antara Mekah dan ‘Asfan dan melibatkan pasukan muslimin melawan pasukan Bani Huzail. Perang ini dilatarbelakangi oleh rencana pemimpin Bani Huzail, Khalid bin Sufyan bin Nubaih al-Huzali,untuk menyerang Madinah. Nabi Muhammad SAW memerintahkan Abdullah bin Unais meneliti kebenaran rencana tersebut. Abdullah kemudian membunuh Khalid dan melaporkan kejadian itu kepada Nabi Muhammad SAW. Bani Lihyan, cabang Bani Huzail merencanakan balas dendam atas terbunuhnya Khalid. Mereka meminta agar Nabi Muhammad SAW mengirimkan beberapa sahabat untuk memberi pelajaran agama Islam kepada mereka.Nabi Muhammad SAW mengabulkan permintaan itu dan mengirimkan enam orang sahabat beserta rombongan utusan Bani Lihyan. Keenam sahabat disergap oleh pasukan Bani Huzail di Raji’. Para sahabat itu sempat mengadakan perlawanan, namun tiga orang terbunuh dan tiga lainnya ditawan oleh musuh. Tiga orang sahabat yang ditawan selanjutnya dibawah ke kaum musyrikin Mekah dan akhirnya dibunuh.


Sariyah Biru Ma’unah (Safar 4 H)


Sariyah Bi’ru Ma’unah berlangsung di wilayah timur Madinah antara kaum muslim dan Bani Amir. Nabi Muhammad SAW mengutus Amir bin Malik (Abu Barra’), seorang pemimpin dari Bani Amir yang sebelumnya menolak untuk memeluk agama Islam, beserta al-Munzir bin Amar dari Bani Sa’idah untuk memimpin 40 orang tentara yang terdiri dari para penghafal Al-Qur’an. Rombingan tersebut berjalan sampai di Bi’ru Ma’unah, yakni suatu daerah antara Bani Amir dan Bani Salim. Mereka mengirimkan surat kepada Amir bin Tufail, pemimpin Bani Amir, melalui seorang anggota pasukan yang bernama Haram bin Malhan. Amir bin Tufail membunuh Haram bin Malhan, sehingga memicu peperangan antara kedua belah pihak. Kaum muslim mengalami kekalahan dalam sariyah ini karena semua pasukan gugur, kecualil Ka’b bin Zaid al-Ansari. Rabi’ah, anak Abu Barra’, membunuh Amir bin Tufail dengan sebilah tombak sebagai balas dendam atas kematian ayahnya.


Sariyah Ijla’ Bani Nadir


Sariyah Ijla’ Bani Nazir merupakan sariyah yang dilakukan sahabat Nabi SAW untuk mengusir Bani Nadir dari tempat tinggal mereka.Latar belakang tindakan ini adalah niat Bani Nadir untuk membunuh utusan Nabi Muhammad SAW. Utusan Nabi SAW tersebut ingin menyelesaikan maslaah pembunuhan yang dilakukan Amr bin Umayyah, kabilah Bani Amir dan sekutu Bani Nadir, terhadap dua orang muslimin. Tindakan pengusiran ini semula tidak mendapat tanggapan dari Huyay bin Akhtab, epmimpin Bani Nadir, tetapi karena diancam akan diserang oleh kaum muslim akhirnya mereka mau pindah daerahnya. Nabi SAW memberi jaminan keselamatan atas harta benda dan anak-anak mereka sampai keluar dari Madinah. Sebagian dari Bani Nadir menetap di Khaibar dan di Syam (Suriah).


Sariyah Zi al-Qissah


Sariyah berlangsung di Zi al-Qissah, sekitar 24 mil dari Madinah, antara kaum muslim dan Bani Sa’labah. Bani Sa’labah berencana menyerang peternakan kaum muslim di Haifa’, suatu tempat yang jauh dari Madinah. Setelah mengetahui rencana tersebutm pasukan muslimin segera menyerang Bani Sa’labah dengan mengirim 10 orang yang dipimpin oleh Muhammad bin Maslamah. Pasukan pertama itu gagal menjalankan tugas karena mereka dibunuh ketika beristirahat di pinggiran desa. Muhammad bin Maslamah melaporkan kejadian tersebut kepada Nabi Muhammad SAW. Selanjutnya Nabi SAW mengirimkan pasukan kedua di bawah pimpinan Abu Ubaidah bin Jarrah. Bani Sa’labah melarikan diri ketika Abu Ubaidah sampai di tempat itu.


Sariyah Ka’b bin Umair al-Gifari (8 H)


Latar belakang sariyah ini adalah penolakan kaum musyrikin di Zat Atlah, suatu tempat di Syam (Suriah),terhadap ajakan beberapa utusan Nabi Muhammad SAW untuk memeluk agama Islam. Nabi SAW mengirimkan 15 tentara untuk menyerang mereka. Pertempuran tersebut berlangsung sengit, dan akhirnya semua pasukan muslim menjadi syuhada, kecuali Ka’b bin Umair al-Gifari (pemimpin perang) yang dapat menyelamatkan diri.

sumber : blues

YAHUDI LAKNATULLAH LANGGAR GENCATAN SENJATA


GAZA (Arrahmah.com) - Tentara Zionis terus melanggar kesepakatan gencatan senjata yang mensyaratkan untuk menghentikan serangan dari udara, darat, dan laut di Jalur Gaza termasuk penyerangan secaara individual. Pada Rabu (28/11/2012) malam, tujuh warga Palestina menderita luka akibat tembakan tentara Zionis.

Sumber medis melaporkan, dikutip IMEMC, bahwa semua korban tersebut dibawa ke rumah sakit Syuhada Al-Aqsa, salah satu dari mereka dalam kondisi serius.
Para korban dikatakan berasa dari kamp pengungsian Al-Maghazi dan kamp Al-Bureij yang terletak di pusat Gaza.
Sebelumnya pada Rabu pagi, dua warga Palestina juga terluka akibat tembakan tentara Israel di bagian utara Jalur Gaza.
Pada Selasa (27/11) malam, seorang pemuda Palestina di timur Rafah ditembak di dadanya oleh tentara Israel yang bercokol di sepanjang perbatasan.
Insiden serupa telah terjadi sejak Jum'at pekan lalu, sehari setelah gencatan senjata disepakati. Setidaknya seorang warga Palestina meninggal dan sekitar 36 lainnya menderita luka akibat ulah militer Israel sejak Jum'at pekan lalu. (siraaj/arrahmah.com)

MASJID GAY DI PARIS. TAK TERKATA APA DAH


PARIS (Arrahmah.com) -  Setelah insiden menikah sesama jenis di depan imam, kaum homoseksual di Prancis kembali membuat ulah konyol dengan berencana untuk membuka sebuah masjid di Paris khusus untuk gay dan wanita tak berjilbab.
Dengan alasan tidak nyaman berada di masjid-masjid normal pada umumnya, kaum gay sepakat untuk memiliki masjid sendiri yang hanya akan didatangi oleh orang-orang sejenis mereka.
"Kami butuh ruang aman bagi orang-orang yang tidak merasa nyaman dan santai di masjid-masjid normal," kata Ludovic Muhammad Zaher, kepada ABC News pada Kamis (29/11/2012).
"Ada orang-orang transgender yang takut 'serangan,' para wanita yang tidak ingin memakai kerudung atau duduk di belakang masjid," tambahnya.
Zahed, yang asli Aljazair ini, mengatakan bahwa tempat itu akan menjadi tempat yang aman untuk "beribadah."
"Ini adalah tempat yang aman untuk beribadah," kata Zahed, yang akan menjadi salah satu dari tiga "imam" di masjid kontroversial itu.
Selain itu, para "imam" mereka hanya akan berbicara terkait hal-hal tabu, semacam homoseksual.
"Imam kami hanya akan berbicara topik tabu," kata Zahed.
Dia mengklaim bahwa masjid impiannya itu, yang akan dinamai "Unity" dan berada di sebuah kuil Buddha di timur Paris, akan menekankan "menerima setiap orang sebagaimana sama-sama ciptaan Tuhan."
Zahed yakin bahwa "masjid gay" ini adalah hasil dari interpretasi modern ajaran Islam. Dia mengatakan bahwa ini adalah bentuk bentuk gambaran "kemajuan" mereka dalam Islam. (siraaj/arrahmah.com)

Wednesday, November 28, 2012

ALLAHUAKBAR!!! MUJAHIDEEN CHECHNYA MULA MASUK KE SYRIA



KAUKASUS (Arrahmah.com) - Publikasi secara berkala muncul dalam pers negara-negara Barat dan Arab mengenai partisipasi Mujahid Kaukasus termasuk Chechnya dalam pertempuran melawan pasukan rezim Alawiyah pimpinan Assad di Suriah.

Tema ini tidak hanya dipantau oleh dinas keamanan di berbagai negara, tetapi juga oleh pers internasional.

Menariknya dalam hal ini adalah penerbitan sebuah artikel mengenai "Pejuang Islam Chechnya Bertempur di Suriah" dalam harian yang diterbitkan oleh orang-orang Kristen Pakistan, nama surat kabar mereka adalah Pakistan christian Post, lansir Kavkaz Center.

Surat kabar itu menuliskan bahwabanyak relawan dari berbagai negara berperang di Suriah, namun yang paling diperhatikan oleh Barat adalah relawan dari Chechnya karena pengalaman mereka.

"Mengingat ketidakstabilan saat ini di beberapa bagian di Kaukasus, maka mengapa Chechen melibatkan diri di Suriah?" Tanya Pakistan Christian Post dalam artikelnya.

Tanpa menjawab pertanyaan sendiri, surat kabar itu menulis bahwa Turki dan Georgia telah memberikan persetujuan diam-diam untuk keselamatan warga Chechnya atau kedua negara terlibat dalam operasi rahasia yang ditujukan kepada Federasi Rusia.


Pakistan Christian Post juga mengklaim bahwa "CIA, Ankara dan layanan keamanan Inggris dan Perancis berkoordinasi" melawan rezim Assad di Suriah.

Harian itu mengutip sebuah situs Amerika, The Long War Journal (TLWJ) yang melaporkan partisipasi Mujahidin dari Chechnya dan wilayah lain di Imarah Kaukasus dalam perang di Suriah.



"Front Al Nusrah untuk rakyat, sebuah kelompok yang terhubung dengan Al Qaeda, yang memerangi rezim Bshar al-Assad di Suriah, telah mengklaim beberapa serangan bunuh diri serta operasi lain bersama para pejuang chechnya," tulis TLWJ.

Al Nusrah mengaku telah melancarkan serangkaian serangan syahid yang menargetkan tentara rezim Assad. Pernyataan disertai dengan gambar dari bom mobil serta ledakan di sebuah rumah sakit. Mujahidin Al Nusrah meledakkan sebuah bom mobil yang diparkir di luar rumah sakit dan meluncurkan serangan bersenjata.

Surat kabar itu lebih lanjut menulis bahwa pejuang Islam Chechnya dan Front Al-nusrah melancarkan serangan "bunuh diri" terbaru terhadap angkatan bersenjata Suriah yang menggunakan rumah sakit untuk berlindung 9sebagai markas-red) di Aleppo.

Surat kabar tersebut lebih lanjut melaporkan bahwa Federasi Rusia harus sangat khawatir tentang pergerakan ini, karena di masa depan situasi di Chechnya dapat dihidupkan kembali jika mereka memperoleh basis bersama dengan modal dan persenjataan segar.

Mereka juga menunjukkan dengan mengacu pada media Rusia bahwa Moskow telah meminta Turki untuk menutup Fund of the Chechen dan Caucasian Unity, namun Moskow tidak mengharapkan respon positif karena mereka tahu "dukungan Turki ada di tingkatteratas". (haninmazaya/arrahmah.com)

Tuesday, November 27, 2012

KISAH BAL'AM BIN BA'URA (ULAMA KUFUR)

HUKUM BOTOX, SUSUK & BRACES ~ UZAR


Ringkasan Hukum Bedah Plasik,
Botox, Susuk dan ‘Braces'
Oleh Ust Hj zaharuddin Abd Rahman
Sebelum saya menjawab persoalan ini, terlebih baik jika saya utarakan bahawa isu Botox telah dibincangkan dan diftawakan oleh Jawatankuasa Fatwa (JKF) Majlis Kebangsaan Bagi Hal Ehwal Ugama Islam Malaysia. Muzakarah mereka kali ke-74 bermula pada 25 hingga 27 Julai 2006 telah memutuskan bahawa suntikan Botulinum Toxin Type A atau nama komersialnya Botox adalah haram digunakan kerana ia didapati mengandungi bahan-bahan yang meragukan dan bersifat najis.
Bagaimanapun, ada pihak yang cuba untuk mempertikaikan keputusan itu dengan mengatakan bahawa bahan yang digunakan untuk menghasilkan botox hanya protein, malah bukan protein daripada binatang yang diharamkan, tetapi mungkin namanya melambangkan seolah-olah ia daripada sesuatu yang kotor.

Pihak ini juga cuba mendakwa, dari segi kesihatan, penggunaan botox tidak memudaratkan jika ia dilakukan pihak yang bertauliah dan menggunakan teknik suntikan yang betul. Cuma pihak ini tidak menolak kemungkinan ia akan menimbulkan kesan sampingan jika digunakan berlebihan tanpa pemantauan atau diselia pihak bertauliah. Adalah diakui oleh para pakar bahawa Botox digunakan untuk memperbaiki keadaan muka saja supaya pengguna rasa lebih selesa, bukan untuk mengubah menjadi orang lain.

SEBAB UTAMA BOTOX HARAM
Bagaimanapun isu utama yang menyebabkan ia menjadi Haram pada pandangan Shariah adalah :-
a) Unsur najis dan kotoran di dalam bahan BOTOX ; kajian mendapati botox atau Botulinum Toxin Type A antara lain mengandungi bahan daripada babi, selain wujudnya bahan tiruan yang boleh mendatangkan mudarat.
Dalam Islam, terdapat dalil yang menyebut "Tidak boleh mendatangkan mudarat dan tidak boleh pula membalas mudarat"
b) Pengubahan Ciptaan Allah Tujuan Tambah Kecantikan : Isu mengubah ciptaan Allah SWT terhadap diri seseorang. ISLAM melarang keras sebarang pengubahan ciptaan asal bahagian tubuh seseorang yang dilakukan dengan alasan untuk kelihatan cantik atau lebih cantik selain bertujuan kosmetik. Bagaimanapun jika ia dilakukan dengan tujuan perubatan akibat kemalangan dan kecacatan, ianya adalah harus dilakukan. Jelasnya, tujuan yang dibenarkan adalah bagi memperbaiki organ tubuh yang rosak akibat trauma kemalangan selain untuk mengembalikan kecacatan kepada kejadian tubuh manusia normal. Dalil yang mengharamkan pembedahan plastik untuk tujuan selain kesihatan adalah berdasarkan ayat 117 hingga 119 surah al-Nisa' iaitu Allah berfirman yang bermaksud:
"Apa yang mereka sembah selain daripada Allah itu tidak lain hanya berhala dan mereka tidak menyembah melainkan syaitan yang durhaka, yang dilaknat Allah dan yang mengatakan: ‘Demi sesungguhnya aku akan mengambil daripada kalangan hamba-Mu, bahagian tertentu (untuk menjadi pengikutku). Dan demi sesungguhnya aku akan menyesatkan mereka (daripada kebenaran) dan demi sesungguhnya aku akan memperdayakan mereka dengan angan-angan kosong dan demi sesungguhnya aku akan menyuruh mereka (mencacatkan binatang ternak) lalu mereka membelah telinga binatang itu dan aku akan menyuruh mereka mengubah ciptaan Allah.'
Ulama tafsir memiliki tiga pendapat mengenai takrifan ‘mengubah fitrah kejadian dan apa jua yang sudah ditetapkan Allah' iaitu mengubah bentuk tubuh dan organ haiwan serta manusia; mengubah tugas atau fungsi sesuatu seperti menjadikan batu atau matahari sebagai tuhan dan mengubah syariat Islam iaitu menghalalkan yang diharamkan Allah serta sebaliknya
Terdapat juga hadith yang menyebut :
"Rasulullah s.a.w. melaknat perempuan yang mentatoo dan minta ditatoo, dan yang mengikir gigi dan yang minta dikikir giginya." (Riwayat Thabarani)
Tatoo, iaitu memberi tanda pada muka dan kedua tangan dengan warna biru dalam bentuk ukiran. Sebahagian orang-orang Arab, khususnya kaum perempuan, mentatoo sebahagian besar dari tubuhnya. Bahkan dimasa pengikut-pengikut agama membuatnya tatoo dalam bentuk persembahan dan lambang-lambang agama mereka, misalnya orang-orang Kristian melukis salib di tangan dan dada mereka.
Perbuatan-perbuatan yang buruk menjadi semakin besar pengharamannya apabila ia dilakukan dengan menyiksa dan menyakiti badan, iaitu dengan menusuk-nusukkan jarum pada badan orang yang ditatoo itu. Semua ini menyebabkan laknat, baik terhadap yang mentatoo ataupun orang yang minta ditatoo.
KIKIR GIGI DAN ‘BRACES'
Dan yang disebut mengikir gigi dalam hadith di atas, iaitu merapikan dan memendekkan gigi. Biasanya dilakukan oleh perempuan. Karena itu Rasulullah melaknat perempuan-perempuan yang mengerjakan perbuatan ini (tukang kikir) dan minta supaya dikikir. Kalau ada laki-laki yang berbuat demikian, maka dia akan lebih berhak mendapat laknat.
Termasuk diharamkan seperti halnya mengikir gigi, yaitu menjarangkan gigi. Dalam hal ini Rasulullah pernah melaknatnya, yaitu seperti tersebut dalam hadisnya:
"Dilaknat perempuan-perempuan yang menjarangkan giginya supaya menjadi cantik, yang mengubah ciptaan Allah." (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Yang disebut ‘al-Falaj', yaitu meletakkan sesuatu di sela-sela gigi, supaya nampak agak sedikit jarang. Di antara perempuan memang ada yang oleh Allah dicipta demikian, tetapi ada juga yang tidak begitu. Kemudian dia meletakkan sesuatu di sela-sela gigi yang berhimpitan itu, supaya giginya menjadi jarang. Perbuatan ini dianggap mengelabui orang lain dan berlebih-lebihan dalam berhias yang samasekali bertentangan dengan jiwa Islam yang sebenarnya. Perlu diingat, hal menjarangkan gigi ini adalah ‘trend' Jahiliyah di zaman Jahiliyah dan ia dianggap cantik. Adapun pada hari ini, kebanyakkannya sudah menukar ‘style' mereka kepada merapatkan gigi menggunakan ‘braces' (http://en.wikipedia.org/wiki/Dental_braces) yang yang bertujuan MENCANTIKKAN susunan gigi. Ketika itu, hukum haram yang sama jatuh pada perbuatan merapatkan gigi bagi tujuan kecantikan. Adapun jika ia dilakukan bagi inidivud yang mengalami kemalangan dan bertujuan mengubatnya, ia menjadi harus.
Dari hadis-hadis yang telah kita sebutkan di atas, maka kita dapat mengetahui tentang hukum pembedahan kecantikan seperti yang terkenal sekarang kerana bagi memnuhi selera nafsu dan syahwat, iaitu kebudayaan Barat yang amat materialististik, sehingga begitu ramai perempuan dan laki-laki yang mengorbankan wangnya beribu-ribu untuk mengubah bentuk hidung, payudara atau yang lain. Semua ini termasuk yang dilaknat Allah dan RasulNya, karena di dalamnya terkandung penyiksaan dan perubahan bentuk ciptaan Allah tanpa ada suatu sebab yang mengharuskan untuk berbuat demikian, melainkan hanya untuk pemborosan dalam hal-hal yang bersifat ‘show' dan lebih mengutamakan pada bentuk, bukan inti, lebih mementingkan jasmani daripada rohani.

Bagaimanapun Syeikh Dr Yusof Al-Qaradawi menyebut : "Adapun kalau ternyata orang tersebut mempunyai cacat yang kiranya menjijikkan pandangan, misalnya kerana ada daging tambah yang boleh menimbulkan sakit jiwa dan perasaan, maka ketika itu adalah tidak berdosa orang untuk berubat selagi dengan tujuan menghilangkan kecacatan atau kesakitan yang boleh mengancam hidupnya. Kerana Allah tidak menjadikan agama buat kita ini dengan penuh kesukaran" (Al-Halal wal Haram Fil Islam )
c) Unsur Penipuan : Mengandungi unsur penipuan yang diharamkan Islam.
Selain itu, syariat turut mengharamkan perubahan yang memiliki unsur-unsur penipuan sama ada menerusi pembedahan plastik atau penggunaan produk kosmetik botox yang menukarkan wajah yang tua kepada muda.
Tujuan Shariah dalam hal larangan penipuan seperti ini boleh difahami dengan jelas dari hadith Nabi SAW :
"Tukarlah ia (warna rambut, janggut & misai ) dan jauhilah dari warna hitam" (Shohih Muslim)
Hadith larangan ini menunjukkan kepada larangan penipuan umur, ini kerana uban yang dihitamkan bertujuan kelihatan lebih muda. Justeru, tidak kira dari kalangan lelaki mahupun perempuan. Ia dilarang oleh Islam. Hal ini samalah seperti botox yang biasanya digunakan oleh wanita atau lelaki yang kulitnya sudah kelihatan tanda ketuaan, bagi mengekalkan rupa mudanya, maka mereka melakukan botox dan lebih teruk lagi susuk.
SUSUK & SIHIR

Adapun pemakaian susuk, ia dianggap lebih berat kerana ia biasanya melibatkan ilmu sihir. Susuk juga dipakai di tempat tertentu seperti muka, badan, malah kemaluan dan jika ada yang mendakwa menggunakan ayat al-Quran, jelas bertentangan dengan Islam. Melihat kepada apa yang didakwa (menggunakan ayat al-Quran), ia sama seperti bomoh melakukan jampi tetapi mendakwa menggunakan ayat al-Quran.
Tentang pembelajaran ilmu sihir, al-Quran mengatakan:
"Mereka belajar suatu ilmu yang membahayakan diri mereka sendiri dan tidak bermanfaat buat mereka." (al-Baqarah: 102)
Rasulullah s.a.w. menilai sihir sebagai salah satu daripada dosa besar yang boleh menghancurkan sesuatu bangsa, dan dapat merendahkan derajat pelakunya di dunia ini lagi. Justeru itu Nabi bersabda:
"Jauhilah tujuh perkara besar yang merusak. Para sahabat bertanya: Apakah tujuh perkara itu, ya Rasulullah? Jawab Nabi, yaitu: 1) menyekutukan Allah; 2) sihir; 3) membunuh jiwa yang oleh Allah diharamkan kecuali karena hak; 4) makan harta riba; 5) makan harta anak yatim, 6) lari dari peperangan; 7) menuduh perempuan-perempuan baik, terjaga dan beriman." (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Sebahagian ahli fiqh menganggap, sihir itu bererti kufur, atau membawa kepada kufur. Sementara ada juga yang berpendapat;  ahli sihir itu wajib dibunuh demi melindungi masyarakat dari bahaya sihir.
Al-Quran juga telah mengajar kita supaya kita suka berlindung diri kepada Allah dari kejahatan tukang sihir, yaitu firmanNya:
"(Dan aku berlindung diri) dari kejahatan tukang meniup simpul." (al-Falaq: 4)
Peniup simpul salah satu cara dan ciri yang dilakukan ahli-ahli sihir. Dalam salah satu hadis dikatakan:
"Barangsiapa meniup simpul, maka sungguh ia telah menyihir, dan barangsiapa menyihir maka sungguh dia telah berbuat syirik." (Riwayat Thabarani dengan dua sanad; salah satu rawi-rawinya adalah thiqah)
Susuk ini ada persamaannya dengan peniup simpul ini, iaitu dijampi susuk itu dan kemudiannya di masukkan ke dalam tubuh.
Jelas, bahawa pemakaian susuk amat mampu mempengaruhi seseorang itu agar mempercayai adanya kuasa lain selain kuasa Allah. Ini juga telah diharamkan melalui hadith-hadith yang sohih sebagaimana pengharaman kepercayan kepada tangkal dan menggantungnya.

Pemakai susuk akan mula percaya dan seterusnya bergantung kepada susuk digunakan dalam kehidupan hariannya. Ketika itu, jelas mereka dalam keadaan syirik dan menanggung dosa besar.
Islam tidak menghalang umatnya kelihatan cantik, malah menggalakkan umatnya menghias diri, namun ia perlu mengikut cara dibenarkan dan tidak membabitkan perbuatan syirik seperti memakai susuk mahupun pembedahan plastik dan botox.

KESIMPULANNYA
  Botox atau pembedahan plastik yang dibenarkan ialah jika tidak dilakukan akan mendatangkan mudarat kesihatan kepada individu, mengembalikan kecacatan kepada bentuk kejadian manusia normal. Manakala susuk tidak dibenarkan sama sekali.
  Tujuan yang tidak dibenarkan adalah untuk kelihatan lebih cantik dari apa yang dianugerahkan, pembedahan mendatangkan lebih bahaya dan memudaratkan.
  Syarat pembedahan kosmetik dibenarkan Islam: memiliki keperluan tidak bercanggah syariat untuk melakukan pembedahan; untuk tujuan kesihatan semata-mata dan tiada niat lain; mesti diakui doktor Islam dan pakar dalam bidang itu; doktor yakin pembedahan boleh berjaya dilakukan tanpa risiko bahaya dan mudarat; mendapat persetujuan pesakit dan wali.
  Peraturan umum kecantikan Islam: tidak mengubah ciptaan Allah; tidak memudaratkan diri seperti kesakitan pada tubuh atau bertambah beban kewangan; tiada unsur penipuan atau untuk membanggakan diri; tidak membazir; tiada unsur najis; tidak menyerupai jantina berlainan; tidak menyerupai orang kafir dan fasik; wanita hanya berhias untuk suami dan mahramnya saja; mengikut syarat pembedahan kosmetik dibenarkan Islam.
Jika botox itu menggunakan bahan suci sekalipun, ia tetap haram kerana dua ‘illah ( sebab utama) pengharaman masih ada.
Sekian
25 Jan 2007
6 Muharram 1428 H

"MASUK ISLAM TAK BOLEH KELUAR" MACAM KONGSI GELAP JEK?


Oleh
Zaharuddin Abd Rahman

murtadkah.jpg

Kerap kali saya mendengar, membaca dan melihat tulisan yang mengelirukan berkenaan hukuman murtad. Saya pernah menulis sebuah artikel berkenaannya di web ini, namun mungkin akibat artikel itu bersifat ilmiah, dipenuhi dalil dan istilah-istilah arab, menyebabkan kurang ramai yang berminat atau mampu untuk memahaminya. Khususnya di kalangan pembaca awam atau layman.
Sekarang, timbul lagi persoalan seperti berikut :-
"Adakah Islam ini seperti MAFIA dan ahli kongsi gelap yang mana sekali orang telah memasukinya, ia tidak boleh keluar sama sekali. Hanya boleh keluar dalam keadaan mati ?"
Mereka berkata lagi:
One would not realise the truth till one has dwell deeply into it and could not escape alive! As joining a mafia or Islam?"
Sudah tentu ada yang berkata demikian dengan niat jahat dan prejudis, namun tidak dinafikan ada juga yang termakan dengan persoalan itu lalu ingin mencari jawapan secara ikhlas atau sincere.
Mereka memerlukan jawapan logik ringkas serta mudah, tanpa istilah arab, nama kitab dan dalil panjang lebar. Mungkin terdapat sebahagian ulama yang telah menulis berkenaannya dengan logic, ringkas lagi mudah, namun tidak sampai ke pengetahuan kita. Jika ada sekalipun, teknik menjawab perlu dikemaskini dan diupdate sesuai dengan minda dan aqal manusia di zaman ini.
Jadi, bagaimana jawapan yang sesuai untuk diberikan kepada mereka? Menerusi tulisan ini, saya cuba untuk menyediakan sedikit panduan jawapan. Namun amat dialukan buah fikiran para ilmuan Syariah yang lain untuk menokok tambah bagi melahirkan sebuah respon terbaik buat yang bertanya. Semoga nanti, semua ilmuan yang belum berfikir mendalam tentangnya dapat memanfaatkan panduan jawapan kita ini.
POKOK PERSOALAN
Pertamanya, tentu umat Islam tidak bersetuju sama sekali untuk disamakan Islam dengan kumpulan MAFIA, sebuah kumpulan penjenayah dan kongsi gelap, malah seluruh pergerakannya juga dipenuhi rahsia. Maklumat berkaitan Islam tidak sama sekali rahsia. Justeru, perbandingan itu amat tidak adil, bersifat penghinaan dan amat tidak tepat kerana Islam bukan sebuah kumpulan penjahat dan pembunuh seperti kedua-dua kumpulan itu. Islam adalah sebuah agama yang suci, amat menyeru kepada kebaikan dan kemakmuran berteraskan panduan Pencipta alam semesta. Namun itu bukanlah yang ingin dibaca oleh yang bertanya dan bukan pula isu yang ingin saya ulaskan di sini, mungkin lain kali.
Keduanya, isu utama dalam pertanyaan atau pertikaian pada hemat saya ada dua iaitu :

  • Masuk Islam dan tidak boleh keluar
   
  • Nak faham sesuatu serta merasai kebenarannya dengan perinci, perlu masuk atau sertai dahulu, hanya selepas itu baru boleh mendapat keputusan, sama ada ia benar atau tidak. Tapi dalam hal Islam, tiada ruang itu kerana sekali masuk, tidak boleh keluar sama sekali, kecuali MATI.

NAK KAJI ISLAM KENA MASUK DULUKAH?
Saya ingin bertanya kembali terlebih dahulu, adakah kebenaran dan perincian berkenaan Islam sememangnya tidak boleh dikaji KECUALI setelah masuk Islam?
Jawapan ringkas saya : TIDAK !
Sesuatu kebenaran sebenarnya, khususnya kebenaran Islam masih boleh dikaji daripada luar dan dalamnya tanpa perlu menyertainya terlebih dahulu. Apa yang perlu adalah kajian berdisplin, keinginan mengkaji dan keikhlasan mendapatkan kebenaran.
Apa yang perlu dan mesti dikaji adalah fakta-fakta Islam yang sohih dan bukan melihat gelagat penganutnya serta menganggapnya sebagai sebahagian dari Islam. Kelemahan penganut tidak boleh sama sekali dibebankan ke atas sistem dan ajaran Islam.
Semua maklumat berkenaan Islam boleh didapati dengan mudah dari dua sumber asal Islam iaitu al-Quran dan Al-Hadis, jika sekiarnya terdapat kekeliruan untuk bermula dari mana, itu adalah masalah metodolgi si pengkaji dan bukan sesuatu yang timbul dari Islam.
Lihat sahaja berapa ramai professor dan sarjana barat yang mengkaji Islam, malah berkemungkinan jauh lebih hebat ilmu Islam berbanding umat Islam, seperti Prof. John L. Esposito dengan bukunya bertajuk "Islam, The Straight Path", Karen Armstrong dengan bukunya "Islam, a Short History", dan ‘Muhammad: Prophet for Our Time (Eminent Lives) dan ‘Muhammad: A Biography of the Prophet' dan ramai lagi penulis dan pengkaji termasuk sebahagiannya telah memeluk Islam seperti Dr. Gary Miller dan lain-lain.
Cuma adalah kurang tepat mengkaji Islam dari hasil penulisan sarjana bukan Islam semata-mata. Rujuklah buku dan rujukan yang ditulis oleh para sarjana Islam juga, kebanyakannya telah diterjemah ke bahasa Inggeris atau Melayu, Kesimpulannya, bagi orang bukan Islam, intipati dan kebenaran ajaran Islam amat boleh dikaji dari luar. Tiada benar alasan perlu untuk masuk terlebih dahulu.
Malah, jika inginkan lebih feel dalam setiap kajian khususnya melibatkan hal ehwal ibadah seperti ingin mengkaji serta melihat cara solat yang sebenar, selain dipelajari dari buku, pengkaji juga boleh melihat sendiri bagaimana tatacara dan displin solat masjid atau surau. Namun jangan pelik jika mendapati perbezaan fakta buku dengan amalan harian umat Islam, kerana terlalu amat ramai orang Islam  yang dilahirkan sebagai Islam tanpa ilmu, menyebabkan ibadah mereka turut dikerjakan tanpa ilmu yang tepat. Mereka ini kerap menjadi penghalang kepada kesucian dan kebenaran Islam. Moga dijauhi Allah SWT. 
Jika ingin mengkaji ibadah puasa, si pengkaji boleh cuba menahan diri dari lapar dan dahaga serta mengawal mulut dan mata dari sebarang kejahatan. Untuk mengkaji berkenaan  ibadah Haji, tontonlah rancangan dokumentari lengkap National Geographic. Namun, kegagalan untuk pergi merasai sendiri ibadah haji bukanlah satu alasan masih belum dapat menyelami kebenaran Islam kerana ibadah Haji hanyalah satu kewajiban ke atas mereka yang berkemampuan. Ini bermakna masih ramai orang Islam tidak mengerjakan haji kerana kurang mampu, dan mereka masih tetap terus Islam.
MASUK DAN TIDAK BOLEH KELUAR ?
Isu pokok kedua adalah seperti di atas. Adakah benar dan apa alasan jika ia benar?
Sekali lagi diingatkan, saya tidak akan menyatakan apa-apa rujukan, dalil dan pendapat sarjana Islam dalam tulisan ini bagi mengelakkan sebarang redundansi. Walaupun begitu, sebahagian isi tulisan ini adalah hasil kesimpulan para sarjana Islam juga, manakala sebahagian yang lain adalah isu khilaf di kalangan ulama.
Maka dengan itu, berikut adalah ulasan dan kesimpulan ringkas saya:-
Sebagai pendahuluan, ibaratkan anda sedang ingin membuat keputusan untuk menjalankan sebuah bisnes atau menetap di luar negara, anda sedang memilih beberapa buah negara yang sesuai. Anda sememangnya bebas untuk memilih, namun sejurus anda memilih dan  telah menetap di sesebuah negara, anda TERPAKSA sama ada suka atau tidak untuk tunduk dan patuh kepada undang-undang di negara tersebut.
Itu asas pertama yang perlu difahami, jika keadaan seperti di atas dirasakan logik dan  boleh diterima oleh minda dan aqal sihat, sepatutnya boleh juga menerima undang-undang  Islam  yang dikenakan ke atas penagnutnya, Islam ada undang-undangnya yang khusus buat mereka. Sebahagian dari undang-undang ini adalah MELARANG PENGANUTNYA UNTUK KELUAR MASUK Islam sewenang-wenangnya. Persoalan adakah mesti dibunuh jika keluar? baca selanjutnya tulisan ini untuk mengetahui.
Islam sememangnya tidak memaksa sesiapa untuk masuk ke dalamnya, ia perlu dibuat secara sukarela dan kefahaman sendiri. Namun sejurus ia telah masuk ke dalam Islam, semua kewajiban SELAKU UMAT ISLAM, MESTI dilakukan tanpa culas. Jika culas, sebahagiannya membawa dosa di antara si pelaku dosa dengan Allah swt, pembalasannya adalah di akhirat. Sebahagian jenis dosa yang melibatkan manusia lain seperti membunuh, merompak, menyeksa, berzina dan lain-lain, hukumannya ada diperuntukan di dunia juga, tetapi ia hanya akan dijalankan setelah proses penghakiman yang adil dijalankan.
Nah, sekarang apa pula ulasan untuk tidak boleh keluar dari Islam setelah masuk ? . Ini dia :-
1.  Hal Agama Bukan Perkara Kecil
Larangan Islam untuk penganutnya keluar dari Islam memberikan indikasi kepada semua yang ingin menukar agamanya menganuti Islam bahawa sebarang keputusan di dalam bab agama bukanlah satu keputusan kecil seperti pembelian kereta dan rumah atau lain-lain barangan komoditi. Ia melibatkan satu hal yang amat penting.
Ini adalah nota awal yang ingin diberikan kepada mereka yang ingin menganut Islam, jika mesej ini difahami oleh orang bukan Islam, tatkala itu mesej dikira sudah sampai tetapi terdapat perinciannya dan ia bukan hanya satu fakta ringkas sebegitu sahaja.
Oleh itu, jika ada sesiapa yang menganggap agama sebagai candu, permainan, barang murah seperti baju yang tidak perlukan fokus berlebihan semasa memilih, mereka dinasihatkan agar berfikir panjang sebelum memasuki Islam. Itulah satu jenis pembelajaran Islam kepada seluruh bakal penganutnya hatta sebelum mereka menjadi Islam. Dengan demikian, kuranglah para ‘penganut agama secara main-main' yang berani untuk keluar masuk ke dalam agama Islam. Semua orang mungkin boleh sesuka hati keluar dan masuk Kristian, Hindu, Budhha tetapi mereka tidak boleh berbuat demikian dengan Islam. Dengan undang-undang ini, Islam lebih terjaga.

2.  Sifat Islam Sebagai Agama Atas Asas Ilmu
Oleh kerana Islam adalah sebuah cara hidup atau agama yang amat mementingkan ilmu. Islam mengarahkan semua individu yang ingin mendekati atau menganuti Islam agar mendekatinya dengan ilmu dan kefahaman yang jitu, bukan dengan emosi dan kehendak semata-mata. Perlu dibezakan pemilihan agama dengan pemilihan sesuatu yang lain. Justeru keputusan memasukinya adalah beserta tanggngjawab kefahaman yang jitu tentang Islam itu sendiri.

3.  Menjaga Kesucian Dari Digugat
Kewujudan undang-undang larangan keluar Islam (murtad) juga amat relevan jika dilihat dari sudut logik demi survival dan kesucian sebagai sebuah agama. Dengan itu ia akan mengelakkan perancangan licik man-mana gerakan musuh Islam, yang merancang untuk menganut Islam dan kemudiannya keluar beramai-ramai dengan niat mencemar imej Islam.
Sebagai contoh logik, lihat apa yang dilakukan oleh George Soros kepada matawang Malaysia, dia membeli matawang Malaysia sebanyak-banyaknya dan kemudian menjualnya sekaligus, menyebabkan nilai matawang Malaysia jatuh teruk serta tergugat. Benar, agama tidak seperti matawang tetapi sesebuah agama yang boleh keluar masuk dengan mudah, tanpa displin dan undang-undang adalah bukan sebuah agama yang bernilai.

4.  Kaunseling Proses Penting
Bagi mereka yang benar-benar ingin keluar dari Islam bukan kerana dengki dan rancangan jahat terhadap Islam, mereka akan mendapat privilege untuk berbincang dengan ilmuan Islam yang berkelayakan, untuk benar-benar menyemak semula sebab-sebab yang mencetus keinginannya untuk keluar dari Islam. Ini adalah satu proses kaunseling yang dinamakan ‘istitab'. Tempohnya boleh mencecah 3 hari sehingga seumur hidup bergantung kepada keadaan dan keputusan pemerintah Islam dalam menilai seseuatu kes dan individu.
Namun tidak dinafikan berkemungkinan sewaktu tempoh kaunseling itu, individu itu telah pun keluar dari Islam, walaupun begitu tidak semestinya hukuman bunuh serta merta akan dilaksanakan, khususnya jika tiada sebarang kempen memburukan Islam. Sepanjang tempoh itu, kaunseling boleh terus berjalan. Usaha membawa dirinya untuk kembali yakin dengan Islam berterusan.

5.  Keluar Islam Secara ‘Senyap' & ‘Bising'
Bagi yang tetap pendirian walau apa juga jenis kaunseling yang diberi, pemerintah Islam  juga tidak akan mengambil tindakan ke atas mereka jika keluarnya mereka secara senyap sunyi tanpa kempen dan memperlecehkan Islam.
Hakikatnya  di Malaysia sudah amat ramai yang keluar dari Islam dengan cara ini. Adakah mereka dihukum bunuh!? Tidak !, ini disebabkan tiadanya pelaksanaan hukum hudud di Malaysia dan malah jika ada sekalipun, dia tetap tidak dihukum kerana ia berlaku di luar pengetahuan pemerintah. Hukuman tatkala itu hanya akan bermula di alam kuburnya sehingga akhirat.
Tindakan hukuman (dalam sesebuah Negara yang melaksanakan hukum Islam) hanya akan  pasti dilaksanakan berpunca dari tindakannya yang memperlecehkan  dan memburukkan Islam, tindakan ini sama seperti menyerang dan mengkhianati Islam dan seluruh penganutnya, itulah erti keluar Islam dengan 'bising'.
Malah jika mengikut logik sekalipun, dalam sesebuah negara maju dan rakyat  berpendidikan, sudah tentu semua kita dilarang untuk mengutuk sesama agama lain secara terang-terangan kerana ia tidak mendatangkan kecuali keburukan dan kebahayaan yang besar. Allah swt sendiri melarang mencerca sembahan-sembahan selain Allah yang dilakukan oleh penganut agama lain. (Rujuk Surah al-An'am : 108) 
Pun begitu, tentunya setiap hari dan waktu, akan sentiasa ada musuh-musuh dan pembenci Islam yang mencerca Islam dan Allah swt Islam secara tertutup, di rumah -rumah mereka, di sekolah mereka atau di dalam kelompok mereka. Hal yang sama turut berlaku di dalam kelompok Islam, mereka mencerca agama lain secara tertutup.
Itu adalah perkara biasa yang tidak dapat dielakkan di dalam kehidupan manusiawi. Ia turut berlaku di zaman nabi s.a.w, orang munafiq amat kerap mengutuk Nabi  dan Islam secara tertutup walaupun dipimpin oleh manusia yang sehebat nabi Muhammad s.a.w.
PENUTUP
Demikian sedikit ulasan yang mampu dan sempat saya berikan bagi sesiapa yang masih keliru berkenaan hal ini, KHSUSNYA di kalangan orang bukan Islam. Juga bagi mereka yang merasa Islam kurang toleran kerana boleh masuk dan tidak boleh keluar. Harapan saya ulasan ini akan dapat memberikan sedikit kejelasan. Para pembaca dialukan untuk memberikan lain-lain hujah minda, semoga ia dapat dimanfaatkan oleh saya, juga pembaca lain. 
Bagi pembaca Islam yang lebih cenderung mencari dalil dan rujukan serta istilah arab. Jika anda terfikir adakah isi kandungan tulisan saya ini mempunyai sandaran dalil dan hujjah para ulama Islam. Saya jawab ringkas, YA. Cuma tidak saya nyatakan untuk memudahkan. Sebahagian hujah dan dalil sila baca artikel saya berikut  dan satu lagi hasil penulisan penulis tamu ( Jawapan Kekeliruan Penentang Hukum Murtad )
Sekian

Zaharuddin Abd Rahman
03 Rejab 1430 H
26 Jun 2009 M